Showing posts with label Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Bisnis. Show all posts

Wednesday, July 26, 2017

Layanan Perbankan Digital, Ini Penyebab Bank-Bank Saling Bersaing

Layanan Perbankan Digital, Ini Penyebab Bank-Bank Saling Bersaing

Bisnis, Jakarta - Senior Executive Vice President Perbankan Digital dan Finansial Inklusif Bank Mandiri, Rahmat B. Triaji mengatakan persaingan layanan perbankan digital, terutama antar bank-bank besar semakin sengit. Bank Mandiri sendiri memiliki layanan perbankan digital, seperti ATM dan aplikasi online yang mencakup "internet banking" dan "mobile banking".

Peningkatan persaingan layanan digital antar bank ini karena untuk menurunkan biaya operasional dan memperoleh penambahan dana murah agar lebih efisien dalam menyalurkan kredit. Dengan adanya layanan digital, Mandiri dapat menambah pasokan dana murah terutama dari nasabah ritel dan nasabah segmen "merchant" (usaha).

"Nasabah merchant melalui digital, semakin banyak omzetnya berputar di Bank Mandiri, semakin banyak transaksi, ini yang dicari perbankan," kata Rahmat pada Senin, 24 Juli 2017.

Simak: Bank Mandiri Tak Bisnis Retail di Singapura

Rahmat sendiri tidak mengungkapkan seberapa besar kontribusi perbankan digital terhadap dana murah Mandiri. Namun, Ia yakin kontribusi dana murah akan meningkat seiring dengan perkembangan perbankan digital.

Layanan perbankan digital juga diharapkan dapat mendongkrak pendapatan komisi (fee based income) ke pundi-pundi perseroan. Di sisi efisiensi, dia meyakini perbankan digital juga akan memangkas Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Mandiri.

"Investasi mendirikan kantor cabang itu bisa Rp1 miliar, kemudian sebulan untuk biaya operasional Rp100 juta. Itu akan menjadi sangat murah dengan layanan ATM dan Perbankan Digital," kata Rahmat.

ANTARA

Layanan Perbankan Digital, Ini Penyebab Bank-Bank Saling Bersaing

Layanan Perbankan Digital, Ini Penyebab Bank-Bank Saling Bersaing

Bisnis, Jakarta - Senior Executive Vice President Perbankan Digital dan Finansial Inklusif Bank Mandiri, Rahmat B. Triaji mengatakan persaingan layanan perbankan digital, terutama antar bank-bank besar semakin sengit. Bank Mandiri sendiri memiliki layanan perbankan digital, seperti ATM dan aplikasi online yang mencakup "internet banking" dan "mobile banking".

Peningkatan persaingan layanan digital antar bank ini karena untuk menurunkan biaya operasional dan memperoleh penambahan dana murah agar lebih efisien dalam menyalurkan kredit. Dengan adanya layanan digital, Mandiri dapat menambah pasokan dana murah terutama dari nasabah ritel dan nasabah segmen "merchant" (usaha).

"Nasabah merchant melalui digital, semakin banyak omzetnya berputar di Bank Mandiri, semakin banyak transaksi, ini yang dicari perbankan," kata Rahmat pada Senin, 24 Juli 2017.

Simak: Bank Mandiri Tak Bisnis Retail di Singapura

Rahmat sendiri tidak mengungkapkan seberapa besar kontribusi perbankan digital terhadap dana murah Mandiri. Namun, Ia yakin kontribusi dana murah akan meningkat seiring dengan perkembangan perbankan digital.

Layanan perbankan digital juga diharapkan dapat mendongkrak pendapatan komisi (fee based income) ke pundi-pundi perseroan. Di sisi efisiensi, dia meyakini perbankan digital juga akan memangkas Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Mandiri.

"Investasi mendirikan kantor cabang itu bisa Rp1 miliar, kemudian sebulan untuk biaya operasional Rp100 juta. Itu akan menjadi sangat murah dengan layanan ATM dan Perbankan Digital," kata Rahmat.

ANTARA

Produk UKM Dipajang di Pameran  Busan, Korea Selatan

Produk UKM Dipajang di Pameran Busan, Korea Selatan

Bisnis, JakartaPengusaha Kecil Menengah Disarankan Ekspansi ke Pasar Luar Negeri

Selain acara peresmian yang diprakarsai oleh Prof. Kim Soo-I l sebagai founder dan CEO BIC, juga dilaksanakan Temu Bisnis antara 80 pengusaha Korea Selatan dengan tim SMESCO Indonesia selaku representasi pelaku KUMKM.

Acara ini merupakan tindak lanjut dari MoU antara LLP-KUKM Kementerian Koperasi dan UKM dengan BIC tentang Promosi dan Pemasaran Produk KUKM di Korea Selatan, yang ditanda tangani pada Maret 2017 di gedung SMESCO RumahKU.   

Beberapa produk KUKM telah didisplay di lantai 2 gedung BIC tersebut, khususnya produk furniture, craft dan kopi. Di lantai dasar terdapat Cafe Kopi Luwak yang juga dijual produk fashion, asesoris, craft dan makanan asli Indonesia.  

"Dengan adanya tempat promosi dan pemasaran produk KUKM Indonesia di gedung BIC ini,  kami harapkan dapat menjadi referensi para buyer di Korea Selatan dan buyer mancanegara lainnya untuk melakukan transaksi bisnis," ujar Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Agus Muharram dalam pesan tertulisnya, Rabu, 26 Juli 2017.

Peresmian Windows of Indonesia kemarin juga dihadiri juga oleh Penasehat Asosiasi Importir Korea Son Jong-Hyeon,  Wakil Ketua Kadin Busan, perwakilan dari Busan Metropolitan City Government serta Atase Perdagangan KBRI Seoul dan Direktur ITPC Busan Indra Wijayanto.

Direktur Utama LLP-KUKM Ahmad Zabadi mengatakan, salah satu pertimbangan dilakukannya kerja sama promosi produk unggulan Indonesia di  Busan karena merupakan kota kedua terbesar di Korea Selatan. Busan juga sebagai kota industri dan pelabuhan sehingga  produk ekspor Indonesia dapat melalui pelabuhan Gam-man di Busan.

Baca: Menteri Puspayoga Akan Kembangkan UKM di ...

"Kami berharap dengan terjalinnya komunikasi yang cukup intensif dengan beberapa pengusaha Korea Selatan bisa berlanjut dengan transaksi ekspor," kata Ahmad Zabadi.  

DESTRIANITA

 

Perairan Aceh Cocok untuk Ikan Tuna, Investor Jepang Siap Masuk

Perairan Aceh Cocok untuk Ikan Tuna, Investor Jepang Siap Masuk

Bisnis, Banda Aceh - Presiden I-Fish, Yukio Seo menjelaskan berdasarkan hasil kajian perusahaannya,  perairan laut Aceh sangat mendukung untuk mengembangbiakan ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna).

“Di dunia saat ini baru ditemukan dua lokasi yang cocok bagi ikan ini untuk bertelur yakni di Panama dan Meksiko. Banda Aceh akan jadi lokasi ketiga di dunia, dan ini sangat luar biasa,” Yukio kepada wartawan seusai bertemu dengan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman, Selasa 25 Juli 2017.

I-Fish merupakan perusahan asal Jepang yang bergerak di sektor perikanan. Perusahaan ini berencana mengembangkan budidaya ikan tuna di perairan Banda Aceh.

Yukio yang pernah menetap di Aceh selama dua tahun, menjelaskan pihaknya telah menyampaikan rencananya kepada Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia.

“Hasil pertemuan dengan Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan RI), beliau merekomendasikan agar kami berkolaborasi dengan PT Perikanan Nusantara. Sebagai tahap awal, pada Agustus mendatang kita akan menandatangani MoU dengan mereka,” kata Yukio.

Pada tahap pertama, kata Yukio, proyek ini akan mendapat bantuan dana dari JICA. Ia juga membeberkan sekilas mengenai teknik budidaya ikan tuna yang akan diterapkan, yakni sistem keramba dengan panjang sekira 50 meter dan kedalaman mencapai 30 meter.

“Teknologi yang kita gunakan aman bagi lingkungan. Hasil diskusi dengan Ibu Susi, konsep ini juga memungkinkan kita terapkan di perairan lainnya di Indonesia seperti di Morotai dan Natuna,” katanya.

Pemerintah Kota Banda Aceh menyambut rencana investor asal Jepang.

“Kami berharap MoU kerja sama dapat terealisasi dalam waktu dekat. Selain budidaya, yang juga perlu kita pikirkan bersama adalah soal pemasarannya nanti,” ujar Aminullah.

Dia berharap Banda Aceh jadi  pusat bisnis perikanan internasional.  Dia menginstruksikan dinas terkait untuk memanfaatkan peluang kerja sama ini sebaik mungkin.

“Yang terpenting setelah dibudidayakan, ikan tuna ini mampu kita pasarkan. Untuk itu kita juga perlu informasi mengenai negara-negara mana yang butuh impor ikan tuna.”

Banda Aceh mempunyai peluang besar di sektor perikanan dengan panjang garis pantai 17 kilometer dan wewenang pengelolaan potensi laut sejauh 4 mil dari garis pantai.

Saat ini sejumlah pengusaha lokal sudah mulai mengekspor komodoti unggulan seperti tuna, cakalang, tongkol, dan sarden ke luar negeri, di antaranya Jepang dan Amerika Serikat.

 ADI WARSIDI
 

45 Juta Pengguna Instagram, Indonesia Pasar Terbesar di Asia

45 Juta Pengguna Instagram, Indonesia Pasar Terbesar di Asia

Bisnis, Jakarta -Kiat Banjir Like di Instagram

Dengan jumlah pengguna yang masif, Indonesia menjadi komunitas Instagram terbesar di Asia Pasifik, serta salah satu pasar terbesar di dunia dari total 700 juta pengguna aktif setiap bulan. Padahal, pengguna aktif di awal tahun 2016 hanya 22 juta.

Sri juga memberikan contoh pengguna Instagram yang paham betul minat audiensnya: penyanyi Syahrini dengan akun @princesssyahrini. "Penggemar bisa lebih dekat dengan Syahrini melalui Instagram," ujarnya seraya memberikan contoh konten Instagram Stories dari penyanyi tersebut.

Pengguna Instagram di Indonesia agaknya memang produktif dalam membuat konten. Tercatat, Indonesia merupakan negara penghasil Instagram Story terbesar di dunia, dengan konten dua kali lebih banyak dari rerata global.

Susan Rose, Product Marketing Director Instagram, melihat ini sebagai kesempatan yang bisa merek gunakan untuk lebih dekat dengan konsumennya, jika mereka bisa lebih kreatif. "Adopsi bisnis melalui Instagram di Indonesia termasuk lima tertinggi di dunia," ujarnya.

Susan menggunakan contoh Samsung Indonesia yang nampak mafhum untuk menarik minat konsumen melalui media sosial. Produsen gawai ini ternyata memanfaatkan Instagram Story untuk mendokumentasikan acara pemasarannya.

"Konten harus dibuat dengan baik -- menyebutkan akun, teks dengan latar tersorot, format video vertikal dengan suara," jelasnya. Ia menyarankan untuk tak ragu bermain-main dengan fitur Instagram lain seperti Stickers dan Boomerang.

AGHNI ADI | ALI HIDAYAT

Tuesday, July 25, 2017

Beras Maknyuss dan Oplosan, Simak Penjelasan Detail Para Pakar

Beras Maknyuss dan Oplosan, Simak Penjelasan Detail Para Pakar

Bisnis, Jakarta - Maraknya pemberitaan penggerebekan gudang beras premium, salah satunya merk beras Maknyuss, membuat para pakar agronomi dan hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar diskusi isu soal beras. Salah satunya adalah penjelasan komponen perhitungan harga tertentu.

"Statemen yang kami buat dalam rangka menjernihkan, terkait apakah istilah yang benar dalam tata niaga beras ini," kata Sudarsono Guru besar Departemen Agronomi IPB, Rabu 26 Juli 2017. 

Baca: Kasus Beras Maknyuss, Induk Perusahaan PT IBU Jelaskan ke Publik 

Kepala Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB Sugiyanta mengatakan para pakar tersebut mengklarifikasi atau batasan-batasan berbagai nomenklatur tentang perberasan, khususnya untuk IR64.

"IR64 itu adalah varietas padi, istilah umumnya beras IR yang didalamnya ada indiga dan cere, mekongga, ciherang dan sebagainya," kata dia. Pertemuan tersebut juga menjelaskan mengenai batasan pencampuran atau pengoplosan beras. Istilah pencampuran varietas beras itu memang tidak diatur, yang diatur adalah kelas mutunya berupa SNI.

Maraknya pemberitaan penggerebekan gudang beras premium, salah satunya merk beras Maknyuss, membuat para pakar IPB berdiskusi.

Menurut Sugi, dalam diskusi tersebut Departemen Agronomi dan Hortikultura akan memberikan rekomendasi kepada pemerintah. Rekomendasi tersebut antara lain, mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras tunggal. Dalam SNI beras terdiri dari beberapa mutu, tetapi harga diatur oleh HET.

Rekomendasi lainnya, HPP sebagai dasar perhitungan HET juga harus dievaluasi agar menguntungkan berbagai pihak yang terlibat sebagai pelaku usaha. "Kami akan memberikan masukan ini kepada pemerintah agar kedepan tidak terjadi kesalahpahaman antara beras medium dan premium," kata Sugi.

Pakar padi dari IPB Purwono menjelaskan, istilah bahasa yang digunakan pedagang beras dan bahasa resmi terutama beras IR64 yang merupakan bahasa pasar. Dia mengatakan mencampur beras sudah menjadi kebiasaan pedagang. "Tidak ada masalah, beras dari manapun yang terpenting memenuhi SNI 6218," katanya.

Ia menuturkan bahwa oplosan yang terjadi pada beras tidak sama dengan pengoplosan yang dikenal masyarakat luas, seperti mencampur minuman, atau minyak, dan lainnya. Tapi, dalam beras istilah pengoplosan adalah peracikan. "Dalam Permendag 47 hanya diatur HET pangan tunggal, Tidak ada tentang beras medium dan premium. Harusnya untuk beras premium harganya harus lebih mahal dari harga medium," kata Purnomo.

Para pakar bersepakat untuk memberi usulan kepada pemerintah mengevaluasi HET pangan tunggal karena tidak relevan lagi dengan perkembangan saat ini. Terutama faktor yang mempengaruhi rumusan HET, seperti biaya produksi.

Dalam diskusi tersebut juga dijelaskan, beras medium dan premium seperti beras maknyuss. Istilah premium diberikan kepada beras yang melalui uji SNI, sedangkan beras medium tidak melalui proses SNI yang banyak beredar di masyarakat di kelas menengah ke bawah. Beras premium produktivitasnya hanya 25 persen dari total produksi beras nasional yakni 40 juta ton per hektare.

ANTARA