Rusia Diduga Pasok Senjata ke Taliban di Afganistan, Ini Buktinya
DuniaDunia, Kabul- Rusia diduga kuat menjadi pemasok senjata canggih bagi gerilyawan Taliban Dituduh Culik 70 Warga Desa Afghanistan, 7 Orang Tewas
Beberapa pengamat militer yang telah melihat video tersebut mengatakan bahwa simbol atau lencana untuk mengindetifikasi asal senjata tampak jelas dihapus. Hal itu dilakukan guna menghapus jejak asal senjata-senjata mahal dan canggih itu.
Dalam satu video, seorang milisi yang mengenakan topeng mengatakan dia menerima senjata itu secara gratis dari perbatasan di Tajikistan.
"Senjata ini telah diberikan kepada kami baru-baru ini Ini dibuat di Rusia, dan sangat bagus," katanya, seperti yang dilansir Independent pada 25 Juli 2017.
Baca: Taliban Serang Markas Militer Afganistan, 140 Prajurit Tewas
Di tempat lain, kelompok gerilyawan Taliban di Herat menjelaskan, senjata yang mereka miliki pada awalnya dipasok oleh sumber pemerintah Rusia.
Isu yang dituduhkan tersebut sebelumnya telah mendapat sorotan, yakni pada April lalu ketika pemimpin pasukan Amerika Serikat dan internasional di Afghanistan tidak menampik tuduhan bahwa Rusia menyediakan persenjataan bagi Taliban.
Moskow telah berulang kali menolak tudingan sebagai pemasok senjata ke Taliban di Afganistan termasuk bantuan keuangan kepada kelompok milisi itu. Namun Rusia tetap mempertahankan hubungan diplomatik dengan pejabat Taliban untuk mendorong dilakukannya perundingan damai dengan pemerintah Afghanistan dan untuk menjaga keamanan.
Baca: Bom Bunuh Diri Taliban Hantam Gedung Parlemen Afganistan
Ironisnya, setiap senjata baru masuk ke Afganistan, maka itu artinya kematian bagi warga sipil. Sedikitnya 1.662 orang tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Taliban atau ISIS dalam enam bulan pertama tahun 2017 di Afganistan.
Pada hari Senin, 24 Juli Kabul terkena serangan bom bunuh diri Taliban pada jam sibuk yang menewaskan hingga 34 orang, sekali lagi menyoroti situasi keamanan yang genting.
Meskipun Taliban kehilangan kendali atas Afghanistan setelah perang 2001, organisasi itu terus beroperasi sejak sebagian besar tentara Amerika Serikat dan sekutu angkat kaki dari negara itu pada tahun 2014. Kini kelompok itu menguasai sekitar 40 persen wilayah negara tersebut, walaupun belum menguasai kota-kota besar.
Sebanyak 13.000 tentara Amerika Serikat dan NATO saat ini berada di negara tersebut untuk membantu pasukan pemerintah Afganistan memerangi Taliban yang persenjataannya diduga dipasok oleh Rusia.
CNN | INDEPENDENT|YON DEMA