Bola, Jakarta - Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia ( PSSI ) menyebut Nusa Tenggara Timur sudah mulai masuk dalam pesta industri sepak bola tanah air. Hal itu ditandai makin banyaknya pemain asal provinsi itu yang berkiprah di level nasional, bahkan di tim nasional.
"Mulai diliriknya pemain-pemain sepakbola asal provinsi ini menandai NTT masuk dalam dunia industri persebakbolaan dan ini merupakan hal positif yang harus didukung," kata Ketua Departemen Intelijen Olahraga PSSI Pusat, Fary Francis, di Kupang, Senin.
Ia menilai selama ini sepak bola NTT terus berhadapan dengan persoalan-persoalan klasik yang membuat wajah sepakbola daerah ini lesu berkepanjangan. Di antara masalah itu adalah kekurangan lapangan sepak bola dan sarana latihan lain.
Di samping itu juga belum ada pembinaan sepak bola usia dini (SSB) yang berkelanjutan dan dikelola secara baik serta tidak ada kompetisi sepakbola rutin untuk menemukan dan menempa para pemain setempat.
Namun dalam beberapa tahun terakhir ini setelah ada dua SSB, Bintang Timur di Atambua, di wilayah perbatasan serta SSB Bali United, di Kupang, yang dimotori David Fulbertus, cukup menggembirakan pecinta sepakbola.
"Belum ditambah lagi dengan kemunculan pemain-pemain muda berbakat asal NTT yang saat ini tengah berada di klub-klub liga satu serta yang berada di Timnas Indonesia mulai dari U-16, U-19 hingga U-23," tutur Fary Francis.
Ia mengatakan dalam catatannya dalam beberapa tahun terakhir, NTT menyumbang delapan pemain untuk ikut seleksi tim nasional. Pada tim nasional U-22, ada Yabes Roni Malaifani (Alor), U-19 ada Aldo Leki dan Fladiano Soares (SSB Bintang Timur, Atambua), Gery Sae (Ngada), Abdul Hamid dan Endong Tirtayasa (Flotim), Muhamad Junedin (Kota Kupang). Kemudian juga di U-15 ada Ruslan Bale Esa (Alor) dan di U-16 ada Paulinus Gabriel Ati (SSB Bintang Timur Atambua).
Ada juga pemain NTT yang sekarang merumput di beberapa klub tanah air, seperti Di Bali United ada Yabes Roni Malaifani (Alor) dan trio Ngada: Alfonsius Kelvan, Jackson Tiwu, Yunias Bate. Di Bhayangkara FC ada Alsan Sanda (Kota Kupang). Sedangkan satu pelatih klub Pusamania FC, Ricky Nelson Ndun, berasal dari kota Kupang.
"Masuknya sejumlah pemain NTT itu berkat blusukan pelatih tim nasional U-19 Indra Sjafrin ke NTT bahkan sampai ke kabupaten Ngada, Pulau Flores," kata Fary Francis, yang juga pendiri SSB Bintang Timur.
Ketua Komisi V DPR ini juga menilai El Tari Memorial Cup (ETMC) 2017 yang digelar di Kabupaten Ende merupakan momen kebangkitan sepakbola di NTT. "Saat El Tari Memorial Cup nanti, kita bisa melihat dan mencari bakat anak-anak muda NTT yang bertalenta dan momentum ini saya kira menjadi momentum kebangkitan sepak bola NTT," ujarnya.
Fary Francis mengapresiasi pemerintah Kabupaten Ende yang berhasil membangun lapangan sepakbola bertaraf internasional yang bisa digunakan untuk pertandingan pada malam hari.
Namun, ia mengharapkan agar dengan lapangan yang bagus itu, harus lebih banyak kegiatan pertandingan dan pembinaan sepak bola usia dini agar menghasilkan bakat-bakat yang baru. "Kami PSSI berharap agar tiga sampai lima tahun kedepan banyak potensi atau bakat-bakat sepak bola dari NTT yang dapat muncul di nasional mengikuti para pemain Timnas Indonesia yang berasal dari NTT," tutur Fary Francis.
ANTARA